Jumat, 20 November 2015

PENDEKATAN SISTEM POLITIK



“ David Easton ”
Pengertian sistem politik menurut david easton masih memegang posisi kunci dalam studi politik negara. Pengertian struktural fungsional dari Gabriel Almond mempertajam konsep David Easton tersebut. Sistem adalah kesatuan seperangkat struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu . Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan suatu negara. Pendekatan sistem politik di maksudkan juga untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan. Pendekatan sistem politik di inspirasikan oleh sistem yang berjalan pada mahluk hidup (dari disiplin biologi).
Dalam pendekatan sistem politik masyarakat adalah konsep induk oleh sebab sistem politik yang hanya merupakan salah satu dari struktur yang membangun masyarakat seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan lain sebagainya. Sistem politik sendiri merupakan abstraksi (realitas yang di angkat ke dalam konsep) seputar pendistribusian nilai di tengah masyarakat.
Pemikiran sistem politik Easton juga tidak terlepas dari pandangan umum ilmu sosial yang berkembang saat ia menyusun teorinya pada kurun 1953 hingga 1965. Era terebut diwarnai paradigma ilmu sosial mainstream yang bercorak fungsionalisme. Dalam fungsionalisme suatu sistem dianggap memiliki kecenderungan menciptakan ekuilibrium, adaptasi, dan integrasi dalam kerja struktur-strukturnya. Layaknya tubuh manusia dimana organ tangan, kaki, kepala, perut, dan lainnya sistem politik pun memiliki aneka struktur yang fungsi-fungsinya satu sama lain berbeda, saling beruntung, dan bekerja secara harmonis dalam mencapai tujuan dari sistem tersebut.
Namun, pendekatan Easton ini kurang sempurna untuk diaplikasikan sebagai alat analisis sistem politik di dalam skala mikro, yang merliputi prilaku politik individu dan lembaga-lembaga yang tidak secara formal mempresentasikan suatu fungsi didalam sistem politik. Kekurangan ini lalu dimodifikasikan oleh koleganya, Gabriel Abraham Almond. Almond (bersama James Coleman) ini terutama mengisi abstraknya penjelasan Easton mengenai struktur, fungsi, kapabilitas, pemerintah, fungsi pemeliharaan dan adaptasi, serta dimensi perilaku warga negara dalam kehidupan mikro politik sehari-hari sistem politik Easton, tetapi melakukan pendalaman analisis atas level individual didalam negara.
Analisis sistem politik Indonesia didalam buku ini menggunakan bangunan teori Easton sebagai kerangka makro dan Almond sebagai kerangka mikro. Keduannya akan digunakan secara komplementatif. Komplementasi konsep Easton oleh Almond ini diantaranya telah ditulis secara baik dan sistematis oleh Ronald H. Chilcote.

Pendekatan Sistem Politik Easton
Ronald H. Chilcote menyatakan bahwa pemikiran Easton dapat dirujuk pada tiga tulisannya yaitu The Political System, A Framework for Political Analysis dan A System Analysis of Political Live. Didalam buku pertama yang terbit tahun 1953 (The Political System) Easton mengajukan argumentasi seputar perlunya membangun satu teori umum yang mampu menjelaskan sistem politik secara lengkap. Teori tersebut harus mampu mensistematisasikan fakta-fakta kegiatan politik yang tercerai-berai kedalam satu penjelasan yang runtut dan tertata rapi.
Easton mendefinisikan politik sebagai proses alokasi nilai dalam masyarakat secara otoritatif. Kata secara otoritatif membuat konsep sistem politik Easton langsung terhubungan denagan negara. Atas definisi Easton ini Michael Saward menyatakan adanya konsekuensi-konsekuensi logis berikut :
1.      Bagi Easton hanya ada satu otoritas yaitu otoritas Negara.
2.      Easton menekankan pada keputusan yang meningkat dari pemerintah.
3.      Bagi Easton sangat penting bagi negara untuk selalu beroprasi secara legitimate.
Easton mengembangkan empat asumsi (anggapan dasar) mengenai perlunya suatu teori umum (grand theory) sebagai cara menjelaskan kinerja sistem politik terdiri atas :
1.      Ilmu pengetahuan memerlukan suatu konstruksi untuk mensistematisasikan fakta-fakta yang di temukan.
2.      Para pengkaji kehudupan politik harus memandang sistem politik sebagai keseluruhan, bukan parsial.
3.      Riset sistem politik terditi atas dua jenis data : data psikologis dan data situasional. Psikologis terdiri atas karakteristik personal serta motivasi para partisipan politik data situasional terdiri atas semua aktifitas yang muncul akibat pengaruh lingkungan. Lingkungan organis non manusia (flora, fauna), dan lingkungan sosial (rakyat, aksi dan reaksinya).
4.      Sstem politik harus dianggap berada dalam suatu disequilibrium (ketidakseimbangan.
Eeaston juga memandang sistem politik tidak dapat lepas dari konteksnya. Sebab itu pengalaman atassuatu sistem politik harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan. Pengruh lingkungan ini disistematisasi kedalam dua jenis data psikologis dan situasional. Kendati masih abstrak, Easton sudah mengantisipasi pentingnya data di level individu. Namun, level ini lebih dimaksudkan pada tingkatan unit-unit sosial dalam masyarakat ketimbang perilaku warganegara. Easton menekankan pada motif politik saat suatu entitas masyarakat melakukan kegiataan didalam sistem politik. Menrik pula Easton ini yaitu antisipasinya atas pengaruh lingkungan organik seperti lokasi geografis ataupun topografi wilayah yang ia anggap punya pengaruh tersendiri atas sistem politik , selain tentunya lingkungan sistem sosial (masyarakat) yang terdapat diadalam ataupun diluar sistem politik. Easton juga menghendaki dilihatnya penempatan nilai dalam kondisi disequlibrium (tidak seimbang). Ketidakseimbangan inilah yang merupakan bahan bakar sehingga sistem politik dapat selalu bekerja.
Dengan asumsi diatas, Easton paling tidak ingin membangun suatu penjelasan atas sistem politik yang jelas tahap-tahapannya. Konsep-konsep apa saja yang harus dikaji dalam upaya menjelaskan fenomena sistem politik, lembaga-lembaga apa saja yang memiliki kewenangan untuk mengalokasikan nilai ditengah masyarakat, merupakan pertanyaan-pertanyaandari kerangka dasar pikir ini. Easton mengidentifikasi empat atribut yang perlu di perhatikan dalam setiap kajian sistem politik, yang terdiri atas :
1.      Unit-unit batasan suatu sistem politik. Serupa dengan fungsionalisme.
2.      Input-output. Input merupakan masukan dari masyarakat kedalam sistem politik, output yaitu keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
3.      Diferensiasi dalam sistem.sistem yang baik harus memiliki diferensiasi (pembedaan dan pemisahan) kerja.
4.      Integrasi dalam sistem. Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama.
Easton memisahkan sistem politik dengan masyarakat secara keseluruhan oleh sebab bagi Easton sistem politik adalah suatu sistem yang berupaya mengalokasikan nilai-nilai di tengah masyarakat secara otoratif Alokasi nilai hanyadilakukan oleh lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan yang legitimate dimata warga negara dan konstitusi. Suatu sistem politik bekerja untuk menghasilkan suatu keputusan dan tindakan yang disebut kebijakan guna mengalokasikan nilai.
Unit-unit dalam sistem politik menurut Easton adalah tindakan politik yaitu kondisi seperti pembuata UU, pengawasan DPR terhadap presiden, tutuntan elemen masyarakat terhadap pemerintah, dan sejenisnya. Dalam awal kerjanya, sitem politik memperoleh masukan dari unit input.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar