“
David Easton ”
Pengertian
sistem politik menurut david easton masih memegang posisi kunci dalam studi
politik negara. Pengertian struktural fungsional dari Gabriel Almond
mempertajam konsep David Easton tersebut. Sistem adalah kesatuan seperangkat
struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan
tertentu . Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur
politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan
suatu negara. Pendekatan sistem politik di maksudkan juga untuk menggantikan
pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan
kekuasaan. Pendekatan sistem politik di inspirasikan oleh sistem yang berjalan
pada mahluk hidup (dari disiplin biologi).
Dalam
pendekatan sistem politik masyarakat adalah konsep induk oleh sebab sistem
politik yang hanya merupakan salah satu dari struktur yang membangun masyarakat
seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan lain
sebagainya. Sistem politik sendiri merupakan abstraksi (realitas yang di angkat
ke dalam konsep) seputar pendistribusian nilai di tengah masyarakat.
Pemikiran
sistem politik Easton juga tidak terlepas dari pandangan umum ilmu sosial yang
berkembang saat ia menyusun teorinya pada kurun 1953 hingga 1965. Era terebut
diwarnai paradigma ilmu sosial mainstream yang bercorak fungsionalisme. Dalam
fungsionalisme suatu sistem dianggap memiliki kecenderungan menciptakan
ekuilibrium, adaptasi, dan integrasi dalam kerja struktur-strukturnya. Layaknya
tubuh manusia dimana organ tangan, kaki, kepala, perut, dan lainnya sistem
politik pun memiliki aneka struktur yang fungsi-fungsinya satu sama lain
berbeda, saling beruntung, dan bekerja secara harmonis dalam mencapai tujuan
dari sistem tersebut.
Namun,
pendekatan Easton ini kurang sempurna untuk diaplikasikan sebagai alat analisis
sistem politik di dalam skala mikro, yang merliputi prilaku politik individu
dan lembaga-lembaga yang tidak secara formal mempresentasikan suatu fungsi
didalam sistem politik. Kekurangan ini lalu dimodifikasikan oleh koleganya,
Gabriel Abraham Almond. Almond (bersama James Coleman) ini terutama mengisi
abstraknya penjelasan Easton mengenai struktur, fungsi, kapabilitas,
pemerintah, fungsi pemeliharaan dan adaptasi, serta dimensi perilaku warga
negara dalam kehidupan mikro politik sehari-hari sistem politik Easton, tetapi
melakukan pendalaman analisis atas level individual didalam negara.
Analisis
sistem politik Indonesia didalam buku ini menggunakan bangunan teori Easton
sebagai kerangka makro dan Almond sebagai kerangka mikro. Keduannya akan
digunakan secara komplementatif. Komplementasi konsep Easton oleh Almond ini
diantaranya telah ditulis secara baik dan sistematis oleh Ronald H. Chilcote.
Pendekatan Sistem Politik Easton
Ronald
H. Chilcote menyatakan bahwa pemikiran Easton dapat dirujuk pada tiga
tulisannya yaitu The Political System, A Framework for Political Analysis dan A
System Analysis of Political Live. Didalam buku pertama yang terbit tahun 1953
(The Political System) Easton mengajukan argumentasi seputar perlunya membangun
satu teori umum yang mampu menjelaskan sistem politik secara lengkap. Teori
tersebut harus mampu mensistematisasikan fakta-fakta kegiatan politik yang
tercerai-berai kedalam satu penjelasan yang runtut dan tertata rapi.
Easton
mendefinisikan politik sebagai proses alokasi nilai dalam masyarakat secara
otoritatif. Kata secara otoritatif membuat konsep sistem politik Easton
langsung terhubungan denagan negara. Atas definisi Easton ini Michael Saward
menyatakan adanya konsekuensi-konsekuensi logis berikut :
1. Bagi
Easton hanya ada satu otoritas yaitu otoritas Negara.
2. Easton
menekankan pada keputusan yang meningkat dari pemerintah.
3. Bagi
Easton sangat penting bagi negara untuk selalu beroprasi secara legitimate.
Easton
mengembangkan empat asumsi (anggapan dasar) mengenai perlunya suatu teori umum
(grand theory) sebagai cara menjelaskan kinerja sistem politik terdiri atas :
1. Ilmu
pengetahuan memerlukan suatu konstruksi untuk mensistematisasikan fakta-fakta
yang di temukan.
2. Para
pengkaji kehudupan politik harus memandang sistem politik sebagai keseluruhan,
bukan parsial.
3. Riset
sistem politik terditi atas dua jenis data : data psikologis dan data
situasional. Psikologis terdiri atas karakteristik personal serta motivasi para
partisipan politik data situasional terdiri atas semua aktifitas yang muncul
akibat pengaruh lingkungan. Lingkungan organis non manusia (flora, fauna), dan
lingkungan sosial (rakyat, aksi dan reaksinya).
4. Sstem
politik harus dianggap berada dalam suatu disequilibrium (ketidakseimbangan.
Eeaston
juga memandang sistem politik tidak dapat lepas dari konteksnya. Sebab itu
pengalaman atassuatu sistem politik harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan.
Pengruh lingkungan ini disistematisasi kedalam dua jenis data psikologis dan
situasional. Kendati masih abstrak, Easton sudah mengantisipasi pentingnya data
di level individu. Namun, level ini lebih dimaksudkan pada tingkatan unit-unit
sosial dalam masyarakat ketimbang perilaku warganegara. Easton menekankan pada
motif politik saat suatu entitas masyarakat melakukan kegiataan didalam sistem
politik. Menrik pula Easton ini yaitu antisipasinya atas pengaruh lingkungan
organik seperti lokasi geografis ataupun topografi wilayah yang ia anggap punya
pengaruh tersendiri atas sistem politik , selain tentunya lingkungan sistem
sosial (masyarakat) yang terdapat diadalam ataupun diluar sistem politik.
Easton juga menghendaki dilihatnya penempatan nilai dalam kondisi disequlibrium
(tidak seimbang). Ketidakseimbangan inilah yang merupakan bahan bakar sehingga
sistem politik dapat selalu bekerja.
Dengan
asumsi diatas, Easton paling tidak ingin membangun suatu penjelasan atas sistem
politik yang jelas tahap-tahapannya. Konsep-konsep apa saja yang harus dikaji
dalam upaya menjelaskan fenomena sistem politik, lembaga-lembaga apa saja yang
memiliki kewenangan untuk mengalokasikan nilai ditengah masyarakat, merupakan
pertanyaan-pertanyaandari kerangka dasar pikir ini. Easton mengidentifikasi
empat atribut yang perlu di perhatikan dalam setiap kajian sistem politik, yang
terdiri atas :
1. Unit-unit
batasan suatu sistem politik. Serupa dengan fungsionalisme.
2. Input-output.
Input merupakan masukan dari masyarakat kedalam sistem politik, output yaitu
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah.
3. Diferensiasi
dalam sistem.sistem yang baik harus memiliki diferensiasi (pembedaan dan
pemisahan) kerja.
4. Integrasi
dalam sistem. Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk
mencapai tujuan bersama.
Easton
memisahkan sistem politik dengan masyarakat secara keseluruhan oleh sebab bagi
Easton sistem politik adalah suatu sistem yang berupaya mengalokasikan
nilai-nilai di tengah masyarakat secara otoratif Alokasi nilai hanyadilakukan
oleh lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan yang legitimate dimata warga
negara dan konstitusi. Suatu sistem politik bekerja untuk menghasilkan suatu
keputusan dan tindakan yang disebut kebijakan guna mengalokasikan nilai.
Unit-unit
dalam sistem politik menurut Easton adalah tindakan politik yaitu kondisi
seperti pembuata UU, pengawasan DPR terhadap presiden, tutuntan elemen
masyarakat terhadap pemerintah, dan sejenisnya. Dalam awal kerjanya, sitem
politik memperoleh masukan dari unit input.